Friday, June 24, 2022

Melalui Komunitas Penulis Ibu-Ibu Doyan Nulis, hidupku berdaya menjadi content writer wanita di Indonesia

  

Sumber: Instagram Ibu-Ibu Doyan Nulis(IIDN)

IIDN-  Masa pendemi yang sudah terjadi 2 tahun membuat maraknya pemutusan hubungan kerja(PHK), menyebabkan perempuan yang telah berkeluarga ikut andil dalam menyokong biaya kehidupan keluarganya, ada yang menjalankan bisnis online kecil-kecilan, menjadi seorang penulis blog, seperti saya contohnya untuk menghidupi keluarga masing-masing.

Hadirnya Revolusi Industri 4.0 (era digitalisasi) telah menjadikan perempuan menjadi antusias dan terbiasa untuk melek dengan teknologi informasi. Adanya pendemi, membuat perempuan menjadi super talenta, karena adanya penambahan kerjaan di hidupnya.

Dilansir dari riset United Nations (UN) Women pada July 2020. 59% perempuan terbukti nyata memenangkan dalam memanfaatkan internet untuk keperluan bisnisnya dibandingan dengan laki-laki yang hanya 39%. Dalam data ini, sudah bisa dibuat kesimpulan bahwa perempuan menjadi kunci penting dalam kemajuan UMKM di Indonesia.

Di Era Modern seperti sekarang ini, Stigma masyarakat sering kita dengar menyudutkan perempuan. Seolah-olah perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, tak berdaya selalu mengutamakan emosi sesaat dibandingkan pemikiran yang logis.

Saat perempuan itu memiliki rutinitas yang padat,seperti: mencuci baju, membersihkan rumah, memasak, menjaga anak hingga membantu suami dengan berkarir, perempuang sering kali dianggap tidak bisa sukses dalam berkarir. Dengan berbagai alasan: fokusnya akan hilang, gampang labil hingga tak mampu membuat keputusan. Apalagi, menempati posisi Eksekutif hingga Managerial.

Stigma Masyarakat yang masih menganggap perempuan diciptakan dari tulang rusuk pria, mengharuskan perempuan tunduk dan patuh terhadap keputusan pria. Pria akan dianggap lebih sukses dan dengan mudah mendapatkan pundi-pundi Rupiah dibandingan wanita, padahal wanita itu sangat lihai membaca sebuah peluang dan situasional, dimana wanita itu bisa dengan cepat membagi rutinitasnya ke dalam hal-hal sekecil apapun sesuai management waktu yang dia buat.

Untuk mensejahterahkan ibu-ibu alias dengan sebutan khasnya mak-mak, Founder Ibu-Ibu Doyan Nulis(IIDN) yang telah memiliki banyak pengalaman menulis 60 Judul buku asal Bandung membentuk sebuah komunitas perempuan untuk menjadi komunitas penulis mandiri dan kreatif yang bernama Ibu-Ibu Doyan Nulis(IIDN).

Meskipun saya belum menikah tetapi akan menjadi seorang calon ibu kelak, saya merasakan dampak negatif adanya Covid-19. Saat saya melihat sekilas https://ibuibudoyannulis.com/ di saat itu juga saya menulis blog dan website dengan berbagai topik.

Saya yang terbilang sangat sulit mendapatkan pekerjaan baru dan sering dikeluarkan dari pekerjaan tanpa alasan yang jelas, membuat saya antusias dan lebih tenang bekerja secara WFH atau Remote. Di waktu itu juga, saya  menjadi perempuan berdaya dengan membuat komitmen dan hal-hal yang positif dengan menjadi seorang penulis.

IIDN mengajarkan saya untuk menjadikan saya pribadi yang aktif, kreatif, produktif. Komunitas tersebut menggandeng ibu-ibu dan calon ibu seperti saya untuk berlatih menulis, suka menulis hingga bermimpi menjadi penulis dengan segudang visi dan misi yang kuat.

IIDN acap kali mengadakan kegiatan lomba menulis untuk mendorong wanita-wanita Indonesia lebih bersemangat dalam menulis mendorong wanita Indonesia untuk tidak ragu menunjukkan ke piawaiannya dalam mengungkapkan sebuah ide, gagasan dan perasaan.

Kenapa saya sekarang menjadi seorang Content Writer? Tentu saja, karena saya suka menulis dan mengerjakan sesuatu di Rumah. Didukung oleh pengalaman pahit yang saya rasakan, ditinggalkan seorang Ayah Ke Surga, membuat saya menjauhkan diri dari lingkungan.

Saya selalu dianggap orang yang aneh oleh teman-teman saya, karena saya suka menyendiri. Berbagai ejekan membuat mentalitas saya down ditambah saya selalu dicurangi di tempat kerja, ketika saya mengerjakan pekerjaan itu dengan sangat baik.

Kemudian, saya melihat ada komunitas IIDN disitu saya sadar bahwa dibalik kekurangan yang saya miliki, saya tertanyata memiliki potensi untuk menjadi penulis. Saya tumpahkan seluruh perasaan, pikiran saya di dalam sebuah tulisan. IIDN menjadikan saya sekarang ini menjadi wanita yang berdaya dengan mengikuti semua kegiatan kompetensi menulis.

Menang dan kalah adalah kata umum dan makanan pokok dalam sebuah pertandingan. Saya tidak takut, tidak gentar dan tidak juga meletakkan dendam terhadap orang-orang maupun teman-teman yang telah menjelekkan saya dahulu. Saya justru menjadi wanita yang penuh inspirasi dengan menuliskan kata-kata positif untuk mereka, bahwa setiap orang memiliki mutiaranya sendiri dan akan bercahaya di waktu dan kondisi yang tepat.

Teman-teman saya sekarang hanya terdiam saja, namun saya berusaha menyikapinya dengan bijak, walau tidak banyak bicara tetapi saya memikirkan, menyikapinya dengan bijak. Melalui sebuah goresan hitam dan pembelajaran mengenai teknik kepenulisan dari IIDN,  kini saya sukses menjadi seorang content writer atau penulis di www.ayomalang.com. Saya berharap, ibu-ibu dan calon ibu-ibu mengikuti jejak saya dengan bekerja dari rumah tetapi bisa menghasilkan uang untuk membantu keluarga, terutama kebahagiaan buah hati anda. (*)

No comments:

Post a Comment

Sinergisitas